Potensi

SEKILAS BLABAK

Kelurahan Blabak merupakan wilayah Kota Kediri paling tenggara yang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Kediri. Secara administrasi berada dalam wilayah Kecamatan Pesantren Kota Kediri. Terletak 8 Km (45 menit perjalanan) di sebelah tenggara dari pusat pemerintahan Kota Kediri dengan luas wilayah secara keseluruhan 377,89 Ha dan berpenduduk 5.205 jiwa terbagi dalam 1.980 KK. Kelurahan Blabak terbagi menjadi 4 (empat) lingkungan yaitu Bulurejo, Balekambang, Jegles dan Pagut.

Adapun batas-batas wilayah Kelurahan Blabak adalah sebagai berikut :

  • Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kelurahan Betet dan Kelurahan Tosaren Kecamatan Pesantren.
  • Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Desa Blabak dan Desa Ngreco Kec. Kandat Kab. Kediri
  • Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Kota dan Desa Mangunrejo Kec. Ngadiluwih Kab. Kediri.
  • Sedangkan batas sebelah timur adalah wilayah Kelurahan Bawang Kecamatan Pesantren dan Desa Siril Kec. Wates Kab. Kediri.

Sebagaimana amanat Otonomi Daerah, pada Bulan Oktober Tahun 2002 status Kelurahan Blabak sebelumnya adalah desa berubah menjadi kelurahan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Kediri Nomor 11 Tahun 2002 tentang Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan.

Kelurahan Blabak secara topografi merupakan wilayah dataran rendah dengan rata-rata ketinggian 67 meter di atas permukaan laut dan dengan tingkat kemiringan lahan 00 – 40.  Keseluruhan lahan yang ada di Kelurahan Blabak merupakan dataran subur, dengan warna tanah dominan kelabu kecoklatan. Dari data hidrologi dan klimatologi Kelurahan Blabak memiliki curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun, dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret dan Desember dan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus dan September.
Berbagai potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia serta sarana prasarana yang memadai menunjang optimalnya pelaksanaan pembangunan wilayah Kelurahan Blabak.

POTENSI PENGEMBANGAN UNGGULAN

BIDANG PENDIDIKAN

Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Bersama dengan kesehatan dan ekonomi, pendidikan menjadi indikator standar keberhasilan pembangunan yang diakui badan dunia, yaitu Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Terlebih di tengah modernisasi dan globalisasi seperti saat ini, keunggulan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas bukan kuantitas Sumber Daya Manusia atau SDM-nya. Melalui pendidikan yang baik, dapat dilahirkan insan-insan pembangunan, generasi-generasi penerus hebat yang mampu bersaing dalam percaturan global yang high competition.

Semenjak awal sejarah negara kita, Indonesia, para tokoh pendiri bangsa seperti Ir. Soekarno dan Ki Hajar Dewantara telah menyatakan bahwa satu-satunya hal yang dapat merubah nasib suatu bangsa hanyalah pendidikan. Senada dengan pernyataan tersebut, UNESCO badan PBB yang menangani bidang pendidikan juga menyerukan kepada seluruh bangsa-bangsa di dunia bahwa jika ingin membangun dan berusaha memperbaiki keadaan seluruh bangsa, maka haruslah dari pendidikan, sebab pendidikan adalah kunci menuju perbaikan terhadap peradaban. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang dan lain sebagainya mengalokasikan anggaran belanja dalam jumlah yang sangat besar khusus untuk pengembangan dunia pendidikannya karena sadar akan pentingnya pendidikan bagi masa depan bangsanya.

Meskipun agak “tertinggal”, beberapa tahun terakhir tampak berbagai upaya signifikan telah dilakukan pemerintah untuk mempercepat pembangunan pendidikan nasional, diantaranya penetapan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN maupun APBD (Sesuai pasal 31 ayat 3 UUD 1945) menjadi indikator utama dimulainya percepatan peningkatan mutu pendidikan Indonesia. Program wajib belajar 9 (sembilan) tahun, pembenahan kurikulum nasional, penataan mutu tenaga pendidik yang simultan, dan masih banyak lagi dilakukan diharapkan akan membawa perubahan ke arah terciptanya pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang berpendidikan baik (menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi), bermoral, dan berdaya saing tinggi).
Menyadari akan betapa pentingnya kualitas SDM, maka sudah sejak lama warga Kelurahan Blabak mengambil peran di sektor pendidikan sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Selain adanya Pendidikan Formal Negeri di Kelurahan Blabak terdapat pula partisipasi masyarakat yang secara konsisten menyelenggarakan Lembaga Pendidikan Non Formal Informal yang berorientasi tidak hanya pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) tetapi juga pada pendidikan moral dan agama yang dimulai sejak usia dini.

Keinginan untuk mengenyam pendidikan lebih tinggi guna dapat memenuhi tuntutan hidup di era modern ini setidaknya bisa dilihat dari makin menjamurnya Lembaga Pendidikan baik itu yang bersifat formal maupun non-formal, serta lembaga yang murni difasilitasi Pemerintah Kelurahan maupun swadaya kelompok masyarakat sendiri.
Tercatat pada tahun 2010 setidaknya di Kelurahan Blabak terdapat 4 (empat) Lembaga Pendidikan Formal yaitu 4 (empat) Sekolah Dasar Negeri yaitu SDN Blabak I, SDN Blabak II, SDN Blabak III dan SDN Blabak IV. Terdapat juga 9 (sembilan) Lembaga Pendidikan Non-Formal Informal terdiri dari 1 (satu) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) “Pagut”, 2 (dua) PAUD “Mata Hari dan Mata Hati”, 1 (satu) TK Dharma Wanita, 4 (empat) Lembaga Pendidikan Swadaya Masyarakat terdiri dari Pondok, TPQ, RA dan SPS.

Salah satu hal yang patut dibanggakan di bidang pendidikan Kelurahan Blabak yaitu eksistensi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Pagut yang berdiri semenjak tahun 1993 yang berpusat di Lingkungan Pagut. Kegiatan PKBM meliputi kelompok belajar Paket A, Paket B dan Paket C, Program Pendidikan KF (Keaksaraan Fungsional), kegiatan KBU (Kelompok Belajar Usaha), dan taman bacaan. Meskipun dengan sarana prasarana yang sederhana tidak menyurutkan antusiasme peserta didiknya untuk belajar.

Kesadaran tinggi yang dimiliki warga Kelurahan Blabak juga terlihat dari capaian angka bebas buta aksara pada tahun 2010 dari angka buta aksara tahun 2009 sebanyak 2 orang. Pencapaian keberhasilan ini di samping karena antusiasme masyarakat untuk belajar juga didukung oleh tersedianya perpustakaan PKK dan perpustakaan swadaya masyarakat RT 06 RW 02 Lingkungan Jegles.

Program Wajar (Wajib Belajar) 9 tahun yang dicanangkan pemerintah pusat juga sukses dilaksakan di Kelurahan Blabak. Dari keseluruhan anak usia sekolah (7 – 15 tahun) pada dua tahun terakhir kesemuanya mengenyam pendidikan di bangku sekolah dan tidak ada satu pun yang droup out (putus sekolah). Jumlah kelulusan mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai dengan Perguruan Tinggi dari tahun ketahun pun terus mengalami peningkatan. Tercatat jumlah penduduk tamat SLTP/sederajat meningkat dari 1109 orang pada tahun 2009 menjadi 1256 pada tahun 2010, lulusan tingkat SLTA/sederajat meningkat dari 1112 orang pada tahun 2009 menjadi 1128 pada tahun 2010 sedangkan untuk tamatan Perguruan Tinggi atau Strata 1 (S1) juga mengalami peningkatan dari 147 orang pada tahun 2009 menjadi 158 orang tahun 2010.

Guna mendukung optimalisasi pembangunan sektor pendidikan, pihak Pemerintah Kelurahan Blabak membuat kebijakan yang selaras dengan semangat warganya. Adapun langkah atau kebijakan kelurahan yang telah dilakukan selama ini antara lain memfasilitasi warga yang peduli terhadap pendidikan dalam bentuk pembangunan fisik lembaga pendidikan dan pemberian beasiswa bagi anak berprestasi dari keluarga kurang mampu. Dananya diambil dari APBD Kota Kediri.

Bukan hanya itu saja, guna mendukung keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan dan untuk mempermudah koordinasi, Pemerintah Kelurahan Blabak mengadakan pertemuan rutin dengan Tokoh Masyarakat, pihak sekolah/dewan guru, dan komite sekolah untuk merumuskan rencana pengembangan, mensosialisasikan kebijakan dan mencari solusi bagi persoalan pendidikan yang timbul di Kelurahan Blabak.

BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT

Sebagaimana diungkap sebelumnya bahwa indikator keberhasilan pembangunan (IPM) selain pendidikan dan ekonomi adalah kesehatan. Kesehatan adalah hal terpenting lainnya yang menjadi kebutuhan dasar manusia. Dengan kesehatan (keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial) memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis, maka tidaklah  berlebihan kiranya jika ada ungkapan “kesehatan adalah anugerah terindah dari Tuhan”. Terlebih dengan semakin tidak ramahnya keadaan lingkungan dan semakin tingginya resiko stress saat ini, memang tidak mudah untuk mewujudkan taraf kesehatan masyarakat sesuai standar secara individu maupun secara kelompok.

Dalam kehidupan masyarakat Blabak, kesehatan tidak hanya dipandang dari sisi fisik (lahiriah) semata, tetapi juga dari sisi emosi kejiwaan (batiniah). Karena tidak hanya diperlukan mata yang sehat untuk melihat matahari yang terbit di ufuk timur, melainkan juga hati yang bening dan bersih, yang dapat merasakan betapa besarnya kuasa Tuhan atas alam semesta. Kesehatan diupayakan terpelihara sejak bayi masih dalam kandungan, usia sekolah, remaja, dewasa, bahkan sampai ketika mereka berusia lanjut (lansia).

Upaya pencapaian kualitas kesehatan yang prima ini melibatkan peran serta lembaga masyarakat yang secara sinergis bersama-sama pemerintah dan mayarakat membangun kualitas kesehatan warga masyarakat. Pelayanan kesehatan tidak hanya penanggulangan (pengobatan dan atau perawatan) tetapi juga pencegahannya. Beberapa upaya tersebut di antaranya yaitu penyediaan fasilitas kesehatan berupa Pustu (Puskemas Pembantu) berikut tenaga kesehatan yang profesional, fasilitasi pengobatan gratis bagi warga miskin, optimalisasi pengembangan Kelurahan Siaga, Kelompok Gerdu Sehati, Posyandu, Kader Jumantik, Pembantu Petugas Kesehatan  (BAGAS), Forum Komunikasi Masyarakat (FKM), Kelompok Keluarga Sadar Gizi (KADARZI), dan praktek bidan swasta serta dengan memasyarakatkan “pola hidup sehat” sebagai suatu sarana mencapai kehidupan yang lebih baik.

Keberhasilan di bidang kesehatan ditandai dengan menurunnya angka kematian bayi sebanyak 2 kasus dari 66 kelahiran bayi pada tahun 2009 menjadi 1 kasus dari 58 kelahiran bayi pada tahun 2010. Tercatat pula bahwa pada tahun 2009 terdapat 528 Balita dimana kesemuanya termasuk dalam golongan Balita bergizi baik (100%). Demikian juga pada tahun 2010, terdapat 540 Balita yang kesemuannya (100%) bergizi baik.

Kepedulian pentingnya imunisasi juga cukup baik. Ditandai dengan data cakupan beberapa imunisasi dasar (Polio-3, DPT-1, BCG) di Posyandu sebagai berikut:

  1. Cakupan Immunisasi Polio, tahun 2009 : 59 dan tahun 2010 : 64
  2. Cakupan Immunisasi DPT – 1, tahun 2009 : 57 dan tahun 2010 : 71
  3. Cakupan Immunisasi BCG, tahun 2009 : 53 dan tahun 2010 : 7

Bukti keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan lainnya juga ditunjukkan melalui peningkatan partisipasi masyarakat dalam mengikuti beragam kegiatan Posyandu. Aktivitas Posyandu  Balita maupun Posyandu Lansia pun semakin meningkat dari tahun ke tahun baik dari sisi intensitas kegiatan maupun kuantitas peserta kegiatan.

Lingkungan bersih, asri dan nyaman utamanya juga tidak luput dari perhatian masyarakat Blabak. Kepedulian masyarakat akan pentingnya lingkungan bersih dan sehat tercermin dari kegiatan gotong royong rutin bersih-bersih lingkungan, kegiatan pengolahan sampah organik-anorganik dan pembentukan Kader Lingkungan. Alhasil Kelurahan Blabak terpilih sebagai Kelurahan Juara Favorit Kampungku Hijau Kampungku Sehat (Green and Clean) Tingkat Kota Kediri Pada Tahun 2009 dan Juara I Kampungku Hijau Kampungku Sehat (Green and Clean) Tahun 2010. Terkait juga masalah kebersihan, pada tahun ini Blabak didaulat sebagai Kelurahan Percontohan Implementasi Teknologi Tepat Guna Pengelolaan Sampah.

Di samping kebersihan lingkungan, pemenuhan kebutuhan akan air bersih juga menjadi kebutuhan pokok yang sehari-hari sangat diperlukan. Tercatat seluruh warga Blabak telah terakses oleh air bersih. Serta fasilitas jamban dan sarana sanitasi lainnya terus ditingkatkan salah satunya melalui pembangunan Sanimas “Mata Hati” yang berlokasi di RT 21 RW 08 Lingkungan Pagut.

BIDANG EKONOMI MASYARAKAT

Pembangunan ekonomi bukanlah sebuah pilihan tetapi merupakan suatu keharusan bagi suatu daerah atau negara sekalipun daerah atau negara tersebut sudah dalam keadaan makmur. Bagaimanapun juga tingkat kemakmuran harus ditingkatkan, minimal dipertahankan, untuk itu pembangunan ekonomi senantiasa masih diperlukan.

Pembangunan yang dijalankan tentunya dapat memberikan dampak yang positif maupun negatif. Dampak positif ini tentu akan sangat menguntungkan, tetapi dampak yang negatif akan sangat merugikan bagi daerah atau negara yang bersangkutan. Tidak ada pembangunan tanpa menimbulkan dampak yang negatif, sehingga bagi pengambil kebijakan adalah sangat bijaksana bila dalam proses pembangunan selalu meminimalkan dampak negatif/kerugian (social cost) bagi masyarakatnya, sebab pada dasarnya tujuan dari pembangunan itu sendiri adalah meningkatkan kesejahteraan bukan kesengsaraan.

Berbagai kebijakan dikeluarkan Pemerintah Kelurahan Blabak terkait upaya pembangunan bidang ekonomi antara lain yaitu :

  1. Pembangunan ekonomi Kelurahan Blabak diarahkan untuk menggali potensi dan pemanfaatan lahan menuju kemandirian perekonomian, meningkatkan daya saing, memperluas lapangan kerja dan kesempatan usaha serta pemanfaatan keunggulan kompetitif dengan selalu memperhatikan dampak bagi stabilitas ekonomi masyarakat.
  2. Program One Village One Product (OVOP) dikembangkan di seluruh lingkungan Kelurahan Blabak guna mempercepat pertumbuhan industri kecil dan rumah tangga, dan meningkatkan keunggulan kompetitif masing-masing lingkungan. Adapun fokus pengembangan produk unggulan tersebut yaitu :
    • Lingkungan Bulurejo, sebagi sentra produk unggulan sulak/kemucing
    • Lingkungan Balekambang, sebagai sentra produk tanaman hias
    • Lingkungan Jegles, sebagai sentra produk seni ukiran kayu
    • Lingkungan Pagut, sebagai sentra produk bahan jamu tradisional dan batu bata
  3. Kelurahan Blabak mencanangkan “GO ENTREPRENEURSHIP 2012”.
    Harapan pada tahun 2012 Kelurahan Blabak dapat mendirikan sentra produk unggulan kelurahan yang rencananya akan dibangun di lapangan Lingkungan Jegles. Sentra ini diharapkan dapat meningkatkan promosi dan memudahkan akses pasar produk unggulan.

Ekonomi masyarakat Kelurahan Blabak utamanya ditopang dari sektor pertanian (padi dan tebu) disamping didukung sektor lainnya seperti peternakan, perikanan, industri, industri kecil dan rumah tangga, perdagangan dan jasa. Sebagai wilayah daerah perkotaan Kelurahan Blabak masih memiliki area pertanian yang terhitung cukup luas yaitu 110,552 Ha, oleh karenanya kelurahan ini menjadi salah satu lumbung pangan di Kota Kediri. Tercatat dalam rentang waktu 2 (dua) tahun terakhir ini (Tahun 2009 s/d tahun 2010) peningkatan hasil dari sektor pertanian pada tahun 2009 sebesar Rp. 399.200.000.- dan pada tahun 2010 sebesar Rp. 642.665.000,- sehingga dapat kita cermati bahwa telah terjadi peningkatan persentase pendapatan di sektor ini sebesar 60,9%. Sektor perkebunan khusunya tebu juga memberikan kontribusi yang besar bagi peningkatan pendapatan, tercatat tahun 2009 sektor perkebunan menghasilkan Rp. 4.505.610.000 dan tahun 2010 sebesar Rp. 4.452.070.000. Keberhasilan ini juga merupakan buah dari upaya pertemuan rutin dan penyuluhan pertanian yang intensif yang telah dilaksanakan oleh aparat Kelurahan bekerja sama dengan dinas terkait (Dinas Pertanian) kepada 4 (empat) kelompok tani yang terdapat di masing-masing lingkungan, yaitu Kelompok Tani Sejahtera, Abadi Jaya, Tani Harapan dan Mina Mulya. Tidak hanya diberikan penyuluhan tetapi masing-masing kelompok tani juga disediakan lahan sebagai tempat uji coba (Demplot) seluas 0,25 Ha.

Tidak hanya pertanian, Blabak ternyata juga memiliki potensi pada sektor peternakan dan perikanan. Sektor peternakan meliputi peternakan sapi, kambing, bebek, dan ayam. Sedangkan sektor perikanan adalah budidaya ikan hias, ikan nila, lele, gurami dan ikan konsumsi lainnya. Kedua sektor ini, peternakan dan perikanan, telah menyumbang pendapatan sebesar Rp. 567.000.000 pada tahun 2009 dan meningkat menjadi Rp. 818.000.000 tahun 2010.

Untuk sektor industri kecil dan rumah tangga, produk unggulannya adalah sulak. Sulak Blabak menjadi ikon unggulan kelurahan bahkan Kota Kediri. Sulak dari bulu ayam yang terkenal halus, kuat dan berpenampilan menarik ini tersentra di Lingkungan Bulurejo dengan 40 unit usaha dan menyerap tenaga kerja sekitar 256 tenaga kerja dengan klasifikasi 30 unit usaha rumah tangga beromset Rp 432.000.000/tahun dan 10 unit usaha kecil dengan omset sekitar Rp. 1.200.000.000/tahun,-. Jenis sulak unggulan diantaranya Sulak Mini Bunga Persik dan Sulak Mini Pelangi yang saat ini laris manis untuk souvenir, pembersih interior mobil dan perabot elektronik. Produk ini telah menjangkau pasar tradisional dan modern di wilayah Kediri, Tulungagung, Blitar, Nganjuk, Jombang, dan sekitarnya, juga sebagian telah menjangkau wilayah lain seperti Jakarta, Bali dan Kota–kota besar lainnya, bahkan merambah pasar ekspor wilayah Eropa (Swiss) dan Australia.

Produk unggulan yang tak kalah hebatnya adalah industri bata merah yang tersentra di Lingkungan Pagut. Industri ini digeluti tidak kurang oleh 37 unit usaha yang menyerap tenaga kerja sekitar 148 orang dengan omset rata-rata Rp. 4.662.000.000/tahun. Tidak hanya memenuhi kebutuhan warga sekitar, industri bata merah juga untuk memenuhi permintaan pasar di Surabaya, Kota dan Kabupaten Kediri.

Budidaya jamur tiram juga menjadi alternatif usaha warga. Permintaan pasar yang cukup tinggi masih belum dapat terpenuhi sehingga sangat prospektif untuk dikembangkan. Beberapa wirausaha muda telah mengembangkan usaha ini sejak dua tahun terakhir. Hasil budidaya tersebut disamping dijual langsung juga diolah menjadi berbagai produk makanan yang menghasilkan nilai tambah seperti kripik jamur, sate jamur, botok jamur, dan produk lainnya. Tidak kurang rata-rata Rp. 140.000.000/tahun diperoleh dari sektor usaha ini.

Selain beberapa industri rumah tangga di atas, industri yang tidak dapat dipandang sebelah mata perkembangannya adalah produksi bahan jamu tradisional, kerajinan ukiran kayu, produksi madu, telur asin, tahu kuning, aneka kripik dan lain sebagainya. Dari 6 (enam) industri tersebut pada tahun 2009 warga Blabak mendapat  pendapatan sebesar Rp. 151.200.000/thn dan pada tahun 2010 sebesar Rp. 216.000.000/thn.

Kontribusi pendapatan dari sektor perdagangan dan jasa di Kelurahan Blabak juga meningkat. Sektor perdagangan dari Rp. 2.634.000.000/thn pada 2009 dan Rp. 3.500.000.000/thn pada tahun 2010. Besarnya pendapatan warga di sektor perdagangan ini, berasal dari toko, kios, warung dan usaha perdagangan lainnya. Sedangkan sektor jasa pada tahun 2009 Rp. 5.040.000.000/thn dan tahun 2010 sebesar Rp. 6.720.000.000/thn. Sektor jasa ini meliputi rumah makan, perbengkelan, salon kecantikan, jahit, Dokter/Bidan praktek, jasa transportasi angkutan, konsultan dan lainnya.

Sebagai penunjang keberhasilan peningkatan grafik pendapatan masyarakat di berbagai sektor perekonomian, di Blabak terdapat toko dan kios (55 buah), warung makan (25  buah), jasa angkutan (28 buah), pangkalan ojek dan kendaraan umum (1 buah). Semua lembaga tersebut berperan besar terhadap peningkatan pendapatan warga Blabak. Sektor penunjang perekonomian lainnya adalah Koperasi Wanita P3EL, Koperasi Wanita Puspita Kencana yang dikelola sepenuhnya oleh ibu-ibu PKK, UPK “ Sejahtera” yang terbentuk dari Program PNPM, dan BKD (Badan Kredit Desa). Disamping tiga lembaga tersebut, terdapat simpan pinjam yang dikelola tiap Rukun Tetangga (RT) dengan modal berasal dari pemerintah kelurahan. Modal tersebut dialokasikan khusus oleh pemerintah kelurahan sebesar Rp. 500.000/tahun yang berasal dari hasil lelang tanah kas kepada masing-masing RT. Lembaga-lembaga ekonomi ini terbukti berhasil menjadi alternatif sumber permodalan bagi warga yang kesulitan akses ke perbankan juga menghindarkan warga dari jeratan bunga tinggi para rentenir (Bank Thitil/Bank Keliling).

Ditunjang potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dibekali keterampilan untuk menggunakan Teknologi Tepat Guna di berbagai bidang tersebut disertai dengan dorongan secara sinergis dari Pemerintah Kelurahan Blabak beserta aparatnya, dari tahun ke tahun kualitas dan kuantitas perekonomian masyarakat bisa meningkat. Terbukti, dari data yang ada, dalam kurun waktu tahun 2009 hingga tahun 2010, jumlah Keluarga Sejahtera (KS) 1, KS-2, KS-3, dan KS-3 plus di Blabak, mengalami kenaikan prosentase 9,1%% yaitu untuk KS-3 plus. Keadaan ini tentu saja, sangat diinginkan oleh Pemerintah dan Bangsa Indonesia secara umum. Yang artinya, bahwa program pengentasan kemiskinan dapat berjalan secara efektif melalui peningkatan pendapatan di sektor ekonomi rill.

Pemerintah Kelurahan Blabak cukup menyadari bahwa di balik capaian keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi tersebut, tentunya muncul dampak negatif sebagi konsekuensi logisnya, namun dampak tersebut selalu diupayakan untuk diminimalisir. Beberapa dampak negatif dan usaha mengatasinya di antaranya yaitu :

  1. Pencemaran/kerusakan lingkungan
    Merespon dampak ini pemerintah kelurahan beserta masyarakat membentuk Kader Lingkungan dan mensosialisasikan gerakan pemilahan sampah. Untuk kerusakan lingkungan akibat industri batu bata, pemerintah kelurahan bekerja sama dengan PT Gudang Garam, Tbk merehabilitasi lahan dengan pengurukan kompos (limbah PT Gudang Garam, Tbk yang telah diolah). Kelompok Tani juga berpartisipasi terhadap pelestarian lingkungan dengan mengolah limbah ternak menjadi pupuk organik.
  2. Rusaknya tatanan nilai-nilai sosial budaya
    Berubahnya suatu wilayah menjadi perkotaan tentunya berdampak pada terkikisnya tatanan nilai-nilai sosial budaya, seperti individualis, hedonis, dan materialis.  Menghadapi dampak negatif ini warga Kelurahan Blabak senantiasa memegang teguh nilai-nilai budaya yang menjadi ciri khas Bangsa Indonesia.
  3. Meningkatnya pengangguran
    Masalah pengangguran masih menjadi momok bagi kehidupan bermasyarakat, salah satu penyebabnya adalah modernisasi alat produksi, ketatnya persaingan di dunia usaha dan pasar tenaga kerja. Untuk mengatasi masalah tersebut seluruh elemen masyarakat dengan bahu membahu berupaya menekan tingkat pengangguran (baik pengangguran terbuka maupun terselubung) melalui proyek padat karya, pengembangan usaha-usaha ekonomi produktif dan pelatihan ketrampilan. Dari jumlah usia produktif 15 – 56 tahun, tercatat 70 orang tidak berkerja pada tahun 2009 dan menurun menjadi 56 orang pada tahun 2010.

BIDANG KEAMANAN DAN KETERTIBAN

Keamanan dan ketertiban merupakan suatu kebutuhan hakiki yang diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat agar masyarakat dapat hidup tenang dan nyaman, bebas dari segala bentuk tindakan dan intimidasi dalam bersosialisasi serta beraktivitas sesuai haknya tanpa melanggar hak yang satu sama lain. Hal ini juga diperlukan untuk menjamin keberlangsungan pelaksanaan pembangunan di segala bidang agar berjalan dengan baik dan lancar serta sukses memenuhi target yang telah ditetapkan.
Harus diakui bahwa ancaman gangguan Kamtibmas cenderung meningkat seiring dengan reformasi dan globalisasi. Kondisi lingkungan yang aman, nyaman dan tertib semata-mata bukan menjadi tanggung jawab aparat keamanan tetapi juga seluruh masyarakat berikut unsur-unsur didalamnya.  Perpaduan kekuatan aparatur dan masyarakat akan menjadi kekuatan yang sangat tangguh dan andal dalam mengatasi masalah kamtibmas.

Sadar akan hal itu, bersama Linmas warga Blabak bersatu padu dengan rasa penuh tanggung jawab bahu membahu mewujudkan satu kebersamaan yaitu menciptakan suasana yang aman dan tenteram dengan mengembangkan azas 3 A (Asah Asih Asuh) dalam kehidupan sehari-harinya disamping juga dengan bergotong royong menjaga keamanan dan ketertiban melalui Sistem Keamanan Swakarsa (Pam Swakarsa) dan Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling). Partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Blabak juga tercermin dalam kesadaran warga mengikuti kegiatan Kadarkum, membentuk Forum Komunikasi Perpolisian Masyarakat, membentuk Kader Keamanan dan Kader Anti Narkoba.

Dengan tingginya tingkat kesadaran dan partisipasi warga, ditunjang oleh 16 (enam belas) sarana dan prasarana Poskamling lengkap dengan 60 anggota Linmas, serta pelaksanaan ronda malam secara bergilir, membuat  suasana aman, tentram, tertib dan damai mewarnai kehidupan masyarakat di Kelurahan Blabak. Disamping itu, faktor yang tidak kalah penting adalah peningkatan kualitas iman, akhlak, dan moral pada diri masing-masing individu serta pendidikan agama sejak dini.

Hasil yang memang patut dinikmati atas semua usaha itu, Kelurahan Blabak berhasil mewujudkan bentuk kehidupan masyarakat yang aman dan tentram. Terbukti dalam beberapa tahun terakhir ini di Blabak tidak pernah terjadi segala bentuk permasalahan mulai dari konflik SARA, KDRT, perkelahian, pencurian, perampokan, penculikan, pemerkosaan dan pemaksaan, perjudian, dan pembunuhan serta segala bentuk kejahatan lainnya. Para remaja pun tidak ada yang terlibat pelanggaran atau kejahatan, pelecehan seksual, penyalahgunaan narkoba serta tidak terdapat kasus kehamilan di luar nikah.

Atas capaian keberhasilan tersebut, semua komponen masyarakat di Blabak tidak lantas terlena. Adapun upaya konkrit yang dilakukan oleh pemerintah kelurahan bersama lembaga masyarakat yang ada dalam rangka  menjaga situasi dan kondisi Blabak agar tetap kondusif, telah mengambil langkah kebijakan :

  • Memberdayakan Sistem Keamanan Swakarsa dengan mengoptimalkan fungsi Siskamling.
  • Memberikan bantuan dana untuk mendukung terlaksananya keamanan dan ketertiban di kelurahan.
  • Memberdayakan fungsi dan peran anggota Linmas.
  • Mengadakan penyuluhan dan bimbingan mental generasi muda
  • Membentuk Kader Keamanan dan Kader Anti Narkoba.

Demikian gambaran kehidupan yang bersahaja,  aman, tentram, damai dan sejahtera di Kelurahan Blabak. Tidak berlebihan kiranya jika Blabak diibaratkan sebagai “Home Sweet Home”, sebuah rumah yang didirindukan oleh setiap penghuni, dan orang-orang yang pernah berkunjung ke rumah tersebut.

BIDANG PARTISIPASI MASYARAKAT

Paradigma pembangunan yang berpusat pada rakyat (People Centered Development), menempatkan masyarakat atau rakyat sebagai pusat perhatian dan sasaran sekaligus pelaku utama pembangunan itu sendiri. Segala upaya pembangunan diusahakan mengarah pada penciptaan kondisi dan lingkungan yang memungkinkan masyarakat dapat menikmati kehidupan yang lebih baik dan sekaligus memberi kesempatan yang lebih luas kepada masyarakat untuk menentukan pilihan-pilihan yang sesuai dengan potensi dan karakteristik yang dimiliki, dengan demikian pembangunan akan menjadi berhasil, efektif dan tepat sasaran.

Sejalan dengan hal tersebut di atas, otonomi daerah yang secara hakekat pelaksanaannya adalah untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, memberikan kesempatan lebih kepada masing-masing daerah untuk mengelola pemerintahannya dan membangun sesuai skala prioritas kebutuhan dan nilai-nilai kelokalannya.

Dampak reformasi yang terus bergulir dewasa ini telah mendorong berbagai perubahan dalam kehidupan masyarakat termasuk tuntutan perubahan dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Perkembangan situasi dan kondisi itu, menuntut respon yang cepat, tepat dan bijaksana termasuk dari jajaran aparatur Pemerintah Kelurahan. Oleh karena itu diperlukan berbagai perubahan dan penyesuaian, baik aspek regulatif maupun pola pikir dan tindakan yang cepat,  tanggap, dan visioner.

Terjadinya pergeseran filosofi dari “membangun Daerah” menuju “Daerah Membangun”, menempatkan pentingnya dinamika pembangunan yang harus diprakarsai oleh Kelurahan dan masyarakat setempat atas dasar aspirasi setempat dengan tetap menghormati peraturan-peraturan yang ada. Tiga masalah pokok dasar (Tri Daya) dalam rangka mengaplikasikan filosofi “Daerah Membangun” dan “masyarakat Membangun” agar partisipasi masyarakat semakin meningkat dan berkembang yaitu:

  1. Pemberdayaan manusia
  2. Pemberdayaan Usaha
  3. Pemberdayaan Lingkungan

Upaya penting untuk mengatasi tiga masalah pokok di atas bagi aparat Pemerintah Kelurahan adalah menumbuhkembangkan prakarsa masyarakat dengan meningkatkan kemampuan memberikan tanggung jawab dan melibatkan masyarakat melalui program-program pembangunan yang tepat, terarah dan berkesinambungan. Di sinilah letak aspek yang membedakan antara Pemerintah Kelurahan dahulu dengan sesudah reformasi khususnya tentang peran serta masyarakat di luar pengambilan keputusan untuk menentukan kebutuhannya/pilihannya.

Mulai ketika era pemberlakuan Undang-Undang Otonomi Daerah,  partisipasi masyarakat menjadi sangat penting artinya manakala melaksanakan statement/ filosofi “Daerah Membangun” dan “masyarakat Membangun”. Dan filosofi ini tidak akan ada artinya apabila Pemerintah Kelurahan, Lembaga kemasyarakatan seperti LPMK dan masyarakat pada umumnya belum satu visi dan misi dalam mewujudkan pembangunan daerahnya.

Dengan bertitik tolak pada pokok pikiran tersebut di atas, maka masyarakat menyadari bahwa jika ingin membangun Kelurahannya sementara Pemerintah Kelurahan hanya mempunyai biaya yang terbatas, maka diharapkan masyarakat tidak saja memberikan pikiran, tetapi juga tenaga, waktu dan hartanya sebagai perwujudan kepedulian terhadap kemajuan Kelurahan dan masyarakat secara luas dan bertanggungjawab.

Seperti halnya masyarakat Blabak selama ini telah menunjukkan peran aktifnya di seluruh aspek kegiatan pembangunan baik fisik maupun non fisik. Kegiatan pembangunan yang dilaksanakan tersebut adalah merupakan hasil kesepakatan dari proses musyawarah antara masyarakat, lembaga kemasyarakatan dan Pemerintah Kelurahan. Partisipasi ini dimulai dari awal proses penyusunan perencanan yang melibatkan seluruh unsur/elemen masyarakat, lembaga kemasyarakatan dan Pemerintah Kelurahan sampai dengan pengambilan keputusan sehingga tersusun suatu rencana kerja kegiatan. Sedang partisipasi masyarakat yang berupa kritik, saran dan pendapat dapat disalurkan melalui lembaga-lembaga yang ada atau dapat langsung pada forum musyawarah perencanaan pembangunan.

Partisipasi masyarakat Blabak dalam Pemilu Legislatif, Pilpres dan Pilgub serta Pilwali cukup menggembirakan. Dari jumlah masyarakat yang mempunyai hak pilih sejumlah 3.184 orang, hampir keseluruhan (86%) mempergunakan hak pilihnya dalam pemilu. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Blabak mempunyai keinginan yang kuat untuk memperbaiki kehidupan mereka dengan memberikan suaranya untuk menentukan orang-orang yang mereka anggap mampu dan bertanggung jawab berada di barisan terdepan sebagai pengemban amanat rakyat.

Dalam lingkup yang lebih sederhana dapat kita lihat bahwa keikutsertaan masyarakat dalam proses pembangunan menunjukkan bukti bahwa ternyata slogan pembangunan oleh, dari, dan untuk masyarakat bukanlah isapan jempol belaka.

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) yang merupakan motor penggerak pembangunan Kelurahan, sesuai tugas pokok dan fungsinya dalam melaksanakan kegiatanya selalu berkoordinasi dengan semua pihak, untuk menyusun rencana pembangunan yang akan dilaksanakan agar rencana yang dihasilkan benar-benar merupakan aspirasi yang menjadi prioritas kebutuhan masyarakat. Adapun bentuk partisipasi masyarakat ini adalah adanya keterlibatan mulai proses penggalian gagasan dan rapat-rapat untuk pengambilan keputusan untuk menentukan arah kebijakan dan penetapan prioritas.

Proses pembangunan yang didahului oleh Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) memberikan gambaran bagi kita akan besarnya partisipasi masyarakat tersebut. Dengan jumlah peserta musrenbang adalah 69 orang dengan 62 orang peserta laki-laki dan 7 orang peserta perempuan pada tahun 2009. Sedangkan menginjak tahun 2010 terjadi penambahan yang signifikan yaitu peserta musrenbang adalah 74 orang dengan 65 orang peserta laki-laki dan 9 orang peserta perempuan. Kenaikan jumlah peserta perempuan (keterwakilan perempuan) dalam Musrenbang mengambarkan semakin meningkatnya kesetaraan gender.

Implementasi pembangunan di Kelurahan Blabak salah satunya adalah melalui kegiatan SMPP. Di Kelurahan Blabak kegiatan SMPP pada Tahun 2009 sebesar Rp 220.000.000 yang digunakan untuk drainase di Jalan Raya Balekambang dan Jalan Pinang Lingkungan Bulurejo, pembuatan jalan tembus dan pavingisasi RT 02 dan RT 03 Lingkungan Jegles. Sedangkan SMPP pada tahun 2010 Rp. 150.000.000,- yang peruntukkannya adalah pembuatan drainase Jalan Sultan Aji Lingkungan Jegles dan Jalan Pinang I Lingkungan Pagut.

Meskipun Kelurahan Blabak merupakan wilayah perkotaan namun pola kehidupan dengan nafas gotong-royong masih sangat jelas terlihat dalam keseharian masyarakatnya. Ini bisa dibuktikan dalam hal gotong royong menjaga kebersihan, menjaga ketertiban dan keamanan, membangun rumah, membangun sarana irigasi, membangun fasilitas ibadah dan membangun sarana prasarana lainnya.

BIDANG PEMERINTAHAN KELURAHAN

Pelaksanaan otonomi daerah yang telah digulirkan oleh pemerintah sejak tahun 2001 membawa perubahan dalam pelaksanaan pemerintahan di daerah. Salah satu perubahan itu adalah pemberian wewenang yang lebih luas dalam penyelenggaraan beberapa bidang pemerintahan. Seiring  dengan bertambah luasnya kewenangan ini, maka aparat pemerintahan di daerah diharapkan dapat mengelola dan menyelenggarakan pelayanan dengan lebih baik dari sebelumnya sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat.

Sebagaimana tuntutan reformasi dan otonomi daerah, Pemerintah Kelurahan Blabak bertekad untuk mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance),  yaitu pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab dengan berprinsip pada tiga hal pokok yaitu transparansi, partisipatif dan akuntabel.

Tidak cukup hanya itu, sebagai pelayan masyarakat (public servant) aparatur Pemerintah Kelurahan Blabak berkomitmen memberikan pelayanan prima (sempurna), bekerja untuk melayani bukan untuk dilayani, bekerja profesional sesuai tugas dan fungsinya secara efektif, efisien, dan lebih cepat tanpa mengesampingkan standar dan prosedur¬-prosedur yang ada.

Dengan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM) aparatur yang memadai, sarana prasarana kelurahan yang cukup lengkap seperti Kantor Kelurahan yang representatif, Balai Kelurahan, alat/inventaris perlengkapan kantor, termasuk komputer, mebelair, alat komunikasi, transportasi dan lainnya, Pemerintah Kelurahan Blabak dapat menjalankan kepemerintahan dengan baik.

Pemberian pelayanan di Kelurahan Blabak beralih dari pelayanan yang sifatnya sentralistik ke pelayanan yang lebih memberikan fokus pada pengelolaan kepuasan masyarakat, yaitu :

  1. Lebih fokus pada fungsi pengaturan melalui kebijakan yang memfasilitasi berkembangnya kondisi kondusif bagi pelayanan masyarakat.
  2. Lebih memfokuskan diri pada pemberdayaan aparatur kelurahan dan masyarakat sehingga masyarakat juga mempunyai rasa memiliki yang tinggi terhadap fasilitas-fasilitas pelayanan yang telah dibangun bersama.
  3. Terfokus pada pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran yang berorientasi pada hasil sesuai dengan masukan atau aspirasi yang diharapkan masyarakat.
  4. Lebih mengutamakan pelayanan apa yang diinginkan oleh masyarakat.
  5. Memberi akses kepada masyarakat dan responsif terhadap pendapat dari masyarakat tentang pelayanan yang diterimanya.

Untuk mendukung pelayanan tersebut, tugas dibagi habis oleh 11 (sebelas) orang perangkat Kelurahan. Dengan latar belakang pendidikan 1 orang S2, 5 orang  S1, 3 orang SLTA, 1 orang diploma dan 1 orang SLTP yang kesemuanya itu menjadi satu landasan yang kuat untuk menggerakkan sistem pemerintahan (pada level bawah) yang tetap menjaga kebersamaan dengan warga masyarakatnya.

Dengan pelayanan prima kinerja perangkat Kelurahan Blabak lebih terpacu dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan yang mudah, ramah dan murah akan tetap terpenuhi. Akuntabilitas pemerintahan senantiasa dijaga, selain daripada itu SDM dan sarana prasarana kelurahan terus ditingkatkan baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga kepercayaan masyarakat pada organisasi pemerintahan pada level bawah dapat terbentuk.

BIDANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Kebijakan pembangunan daerah sebagaimana ditegaskan dalam Undang-undang Pemerintahan Daerah pada hakekatnya diarahkan pada upaya-upaya untuk mendorong pemberdayaan masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, serta meningkatkan peran serta masyarakat. Dengan demikian dapat kiranya disimpulkan bahwa antara kebijakan daerah dan kebijakan pemberdayaan masyarakat mempunyai hubungan mutualisme (timbal balik), sehingga pelaksanaan otonomi daerah ditujukan untuk memberdayakan masyarakat.
Pentingnya pelaksanaan otonomi daerah dalam rangka pemberdayaan masyarakat didasari pertimbangan bahwa tugas pokok pemerintah meliputi 3 (tiga) aspek utama yaitu:

  1. Penyiapan kebijakan (regulation)
  2. Pelayanan kepada masyarakat (public service)
  3. Pemberdayaan masyarakat (empowerment)

Sebagaimana dalam program pembangunan nasional telah dinyatakan bahwa tujuan pemberdayaan masyarakat adalah :

  1. Meningkatkan keberdayaan masyarakat melalui penguatan lembaga dan organisasi masyarakat setempat, penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial masyarakat.
  2. Peningkatan keswadayaan masyarakat luas guna membantu masyarakat dalam memperoleh dan memanfaatkan hak masyarakat untuk meningkatkan kehidupan ekonomi, sosial, dan politik.

Upaya untuk mendorong pemberdayaan masyarakat di antaranya dilakukan melalui pembentukan lembaga-lembaga kemasyarakatan sesuai kebutuhan masyarakat Sebagai Kontribusi nyata dan signifikan dari lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada di Kelurahan Blabak dalam mendorong percepatan perkembangan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di berbagai bidang benar-benar dapat dirasakan. Lembaga-lembaga kemasyarakat tersebut menjadi wadah aspirasi keikutsertaan masyarakat dalam pengembangan berbagai bidang kegiatan.

Meskipun Blabak termasuk wilayah kota, namun kehidupan bermasyarakatnya masih kental dengan nilai-nilai kebersamaan. Guyub rukun menjadi salah satu ciri masyarakat Blabak.

Dengan didukung keberadaan beberapa lembaga masyarakat baik organisasi perempuan, organisasi pemuda, organisasi profesi, LPMK, kelompok gotong royong dan lainnya, maka sukses kegiatan baik pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di Blabak dapat dirasakan.

Kontribusi nyata lembaga-lembaga kemasyarakatan tersebut di atas adalah sebagai brikut :
Organisasi Perempuan

Kesetaraan gender memberikan ruang gerak lebih di segala bidang bagi kaum perempuan. Perempuan tidak lagi hanya dipandang sebagai “konco wingking” tetapi perempuan telah mengambil peran strategis dan memberikan warna tersendiri dalam segala kegiatan dan pengambilan kebijakan.

Beberapa organisasi perempuan yang ada di Blabak dan cukup menonjol perannya di antaranya adalah PKK, Koperasi Wanita, Muslimat/Fatayat, Kelompok arisan, dan Kelompok Tahlil/Pengajian. Bukti nyata dukungan organisasi perempuan dalam pembangunan masyarakat Blabak adalah keikutsertaan para ibu-ibu atau keterwakilan mereka dalam setiap penentuan kegiatan dan pengambilan kebijakan kelurahan. Salah satu misal adalah keterwakilan perempuan dalam Musrenbang dan Lelang tanah kas yang meningkat dari tahun ke tahun.

Organisasi Pemuda

Pemuda merupakan generasi calon penerus bangsa. Kualitasnya pemuda akan menentukan masa depan bangsa. Di Kelurahan Blabak pemuda juga mempunyai peran yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Berbagai aktivitas mereka, keterlibatan mereka dalam musyawarah-musyawarah kelurahan, keterlibatan dan peran serta mereka dalam kegiatan pembangunan serta lainnya cukup memberikan arti.

Adapun beberapa organisasi pemuda yang ada di Blabak antara lain yaitu Karang Taruna “Mandaka”, Kelompok Kesenian Kuda Lumping (Jaranan), Kelompok Kesenian Wayang Wong (Wayang Orang) dan karawitan, Remaja Masjid/Musholla (Remas), Kelompok Hadrah, Kelompok Diba’ dan Kelompok-kelompok olah raga bulutangkis, voli, dan sepak bola.

Organisai Profesi

Organisasi profesi merupakan wadah bagi masyarakat, utamanya masyarakat yang mempunyai latar belakang sama untuk menampung aspirasi, saling berbagi pengetahuan/pengalaman, dan bekerja sama untuk kemajuan bersama. Organisasi profesi yang dibentuk oleh masyarakat Kelurahan Blabak di antaranya yaitu Kelompok Tani dan HIPPA.  Karena cukup banyak masyarakat yang menggeluti bidang pertanian, di masing-masing Lingkungan dibentuk 1 (satu) kelompok tani sehingga total terdapat 4 (empat) kelompok tani antara lain : Kelompok Tani Sejahtera, Abadi Jaya, Tani Harapan dan Mina Mulya. Keempat kelompok tani tersebut juga bergabung membentuk Gabungan Kelompok Tani Kelurahan Blabak. Kelompok-kelompok tani ini memiliki berbagai aktivitas terkait pertanian dan rutin mengadakan pertemuan anggaota.

LPMK

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) merupakan perwakilan warga masyarakat kelurahan yang menampung dan menyampaikan aspirasi warga sekaligus sebagi partner pengawas (fungsi control) Pemerintah Kelurahan dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan, pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan sampai dengan pelaksanaan pembangunan.
Disamping menjadi motor penggerak pembangunan kelurahan, LPMK Kelurahan Blabak juga menjadi partner pemerintah kelurahan dalam penentuan kegiatan, perumusan kebijakan, perumusan rencana pembangunan dan hal-hal lainnya yang menyangkut kepentingan bersama masyarakat Blabak.

Koperasi

Keberadaan koperasi dan lembaga ekonomi mikro  lainnya, bagi warga Kelurahan Blabak merupakan jawaban tepat untuk permasalahan permodalan yang dihadapinya, terutama masyarakat miskin (RTM). Selama ini kelompok masyarakat ini kesulitan atau bahkan tidak memiliki akses ke perbankan sehingga mereka yang ingin mendirikan usaha atau ingin mengembangkan usahanya terbentur masalah ini. Kehadiran koperasi dan lembaga ekonomi mikro lainnya di tengah-tengah masyarakat, dengan syarat pinjaman mudah, sistem pengembalian pinjaman yang lebih lunak, bunga ringan dan cukup bersaing, ditambah lagi dengan pembagian SHU yang fair bagi anggotanya secara berangsur-angsur mengalihkan peran rentenir yang sebelumnya banyak digunakan warga.

Kehadiran koperasi lembaga ekonomi mikro memberikan dampak yang positif bagi kemajuan perekonomian masyarakat Blabak. Hampir seluruh industri rumah tangga, jasa dan perdagangan bangkit dan eksis berkembang secara sehat dan dinamis. Koperasi juga telah berjasa dalam menghimpun dan menggerakkan roda perekonomian warga Blabak dengan memberikan pelatihan ketrampilan dan usaha kepada para anggotanya.

Lembaga-lembaga ekonomi yang ada di Kelurahan blabak antara lain : Koperasi Wanita P3EL, Koperasi Wanita Puspita Kencana yang dikelola sepenuhnya oleh ibu-ibu PKK, UPK “ Sejahtera” yang terbentuk dari Program PNPM, dan BKD (Badan Kredit Desa) yang berada di bawah pembinaan dan pengawasan BRI (Bank Rakyat Indonesia). Disamping tiga lembaga tersebut, terdapat simpan pinjam yang dikelola tiap Rukun Tetangga (RT) dengan modal berasal dari pemerintah kelurahan. Modal tersebut dialokasikan khusus oleh pemerintah kelurahan sebesar Rp. 500.000/tahun yang berasal dari hasil lelang tanah kas.

Selain berbagai lembaga kemasyarakatan tersebut di atas, masih terdapat banyak lembaga kemasyarakatan lainnya yang juga berkontribusi besar. Contohnya yaitu Forum Komunikasi Masyarakat (FKM), Forum Kemitraan Perpolisian Masyarakat (FKPM), Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM), Kader  Lingkungan, Kader Keamanan, Linmas dan lain sebagainya. Berkat aktivitas lembaga kemasyarakatan yang mampu menggerakkan anggotanya ini maka perubahan baik fisik, maupun dalam cara pandang, pola pikir dan tindakan masyarakat Kelurahan Blabak secara umum sudah mengalami perubahan yang berarti. Dan apabila ada masalah-masalah yang muncul dalam Kehidupan masyarakat, pada umumnya dapat diselesaikan secara musyawarah pada lembaga-lembaga Kemasyarakatan yang ada.

BIDANG PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) merupakan komponen dari sektor informasi dan komunikasi yang dimaksudkan dapat menyebarkan informasi pembangunan dari Pemerintah kepada masyarakat khususnya wanita dalam berbagai kegiatan. Program PKK adalah merupakan Gerakan Nasional yang tumbuh dan berkembang dari bawah dengan perempuan sebagai penggeraknya menuju terwujudnya keluarga bahagia, sejahtera dan maju mandiri.

Eksistensi PKK dalam segala aspek kehidupan masyarakat di Kelurahan Blabak tidak dapat dipandang remeh. Perannya telah merubah sikap dan perilaku masyarakat dari sifat-sifat tradisional kearah yang lebih terbuka dan maju, realistis, demokratis dapat semakin menyesuaikan dengan perkembangan peradaban dan kemajuan zaman.
Berpedoman pada sepuluh program pokok PKK, Tim penggerak PKK Kelurahan Blabak setiap tahunnya menyusun program kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi daerah setempat serta memperhatikan prioritas program serta kebijakan-kebijakan dari Pemerintah Kecamatan Pesantren dan Pemerintah Kota Kediri tentunya, agar kegiatan PKK ini dapat lebih terarah dan menyentuh berbagai kepentingan keluarga dan masyarakat.

Dengan dukungan dana dari APBD Kota tahun 2009 sebesar Rp 5.000.000 dan Rp. 6.000.000 tahun 2010, Bantuan kelurahan (hasil lelang) sebesar Rp. 5.000.000 pada 2010 dan swadaya masyarakat Rp. 2.000.000 tahun 2009 serta Rp. 3.000.000 pada tahun 2010. Masyarakat bersama-sama aparat Kelurahan Blabak mengembangkan Pola Pengembangan PKK dari bawah yaitu pengembangan PKK yang diawali dari masing-masing insani, keluarga, lingkungan dan seterusnya. Hal ini dirasakan sangat efektif dan terarah demi kemajuan dan eksistensi PKK itu sendiri.

Dengan 10 Program Pokok yang dimiliki, PKK berusaha memberikan peran yang tak mau dipandang sebelah mata oleh organisasi lainnya. Dengan jumlah anggota TP PKK Kelurahan Blabak sebanyak 120 orang, mereka ternyata mampu menggerakkan masyarakat sebagaimana tercantum dalam 10 Program Pokok PKK. Sejalan dengan tujuan Gerakan PKK yaitu memberdayakan keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan lahir batin menuju terwujudnya keluarga yang berbudaya, bahagia, maju, mandiri, hidup dalam suasana harmonis yang dilandasi keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka kebijaksanaan PKK Kelurahan Blabak, diarahkan melalui Kelompok Kerja I, II, III dan IV dengan kegiatan antara lain :

1.    Bidang Umum
a.    Kelembagaan
1.    Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan kesejahteraan kader.
2.    Mempertahankan dan mengembangkan keberadaan kelompok-kelompok PKK dan Dasa Wisma
3.    Pmbinaan PKK dilakukan secara terpadu dengan instansi terkait
4.    Memberikan kemudahan pelayanan kesehatan dan pendidikan ketrampilan bagi kader PKK/Posyandu.
5.    Pemberdayaan kelompok-kelompok dengan cara :
–    Memperluas pembentukan kelompok-kelompok PKK
–    Meningkatkan fungsi dan tugas kelompok –kelompok PKK.
–    Meningkatkan pembinaan secara berkesinambungan
–    Motivasi kader PKK dengan memberikan penghargaan, mengadakan studi banding dan lomba antar kelompok.
b.    Administrasi
Pengadaan buku-buku admninistrasi PKK, papan data dan melaksanakan perlombaan PKK, bimbingan teknis dan penyuluhan Kader dan Dasa Wisma dengan cara yang sederhana.
2.    Pokja 1
a.    Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
1.    Pembinaan generasi muda :
–    Pembinaan ketaqwaan terhadap Tuhan YME
–    Penanggulangan kenakalan remaja dalam keluarga dan masyarakat
–    Pembinaan budi pekerti dalam keluarga dan masyarakat.
2.    Peningkatan pemahaman dan pelaksanaan pola asuh anak dalam keluarga
3.    Peningkatan kadarkum
4.    Mengentaskan kemiskinan melalui peningkatan pengumpulan infaq dan shodaqoh
b.    Gotong Royong
1.    Meningkatkan kesadaran pelaksanaan hidup gotong royong dan kesetiakawanan social.
2.    Memingkatkan kepedulian keluarga terhadap warga lanjut usia di lingkungan sekitar.
3.    Mengkoordinir, membina kelompok social, arisan, jimpitan kematian.
4.    Mengentaskan kemiskinan melalui kegiatan keagamaan (zakat, infaq dan shodaqoh)
3.    Pokja II
a.    Pendidikan dan Ketrampilan
1.    Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan TP PKK Kecamatan dan Kelurahan.
2.    Melaksanakan dan mengembangkan kegiatan program Bina Keluarga Balita
3.    Meningkatkan pengelolaan taman bacaan dalam rangka melestarikan dan mengembangkan kejar paket A/B/usaha serta menambah buku bacaan
4.    Pembudayaan minat baca bagi keluarga dan masyarakat melalui penyuluhan dalam rangka mendukung program wajib belajar pendidikan 9 tahun.
5.    Memasyarakatkan bahan tradisional untuk dijadikan alat permainan edukatif.
6.    Pelatiah ketrampilan dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi produktif sesuai dengan potensi SDM dan SDA yang ada
b.    Mengembangkan kehidupan berkoperasi
1.    Memingkatkan pembinaan UP2K PKK dan kewirausahaan
2.    Penyuluhan berkoperasi dan mendorong warga PKK untuk menjadi anggota koperasi
3.    Meningkatkan kegiatan KUKESRA dan TAKESRA di masyarakat
4.    Pokja III
a.    Pangan
1.    Meningkatkan pemahaman warga masyarakat tentang perlunya pemanfaatan lahan pekarangan dengan aneka tanaman (tabulapot dan tabulakar) seperti sayur-sayuran dan empon-empon.
2.    Meningkatkan kemampuan dan pemahaman warga masyarakat tentang perlunya mengkonsumsi makanan bergizi bagi keluarga dengan memanfaatkan keanekaragaman tanaman pangan daerah setempat.
3.    Memasyarakatkan pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) bagi warga masyarakat dalam kegiatan di bidang pertanian, peternakan, dan perikanan
b.    Sandang
1.    Mengembangkan industri rumah tangga di bidang sandang yang ada dalam masyarakat
2.    Meningkatkan kemampuan warga masyarakat dalam penggunaan sandang yang mencerminkan kepribadian serta pengetahuan menjahit pakaian sendiri dan keluarga
3.    Meningkatkan kesadaran warga masyarakat tentang perlunya mencintai produksi dalam negeri melalui peningkatan hasil produksi maupun pemasaran hasil produksi
c.    Perumahan dan Tata Laksana Rumah Tangga
1.    Memasyarakatkan rumah sehat dan layak huni dengan asa TRIBINA :
–    Bina manusianya
–    Bina lingkungan rumah
–    Bina usaha
2.    Memasyarakatkan P2LDT
Pemugaran Perumahan Lingkungan Desa Terpadu dengan prinsip gotong royong
3.    Memasyarakatkan pemanfaatan TTG dalam tata laksanan rumah tangga serta pemahaman tentang hemat energi hemat biaya
4.    Menumbuhkan kesadaran membuang sampah pada tempatnya dan selalu menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan
5.     POKJA IV
a. Kesehatan
1.    Optimalisasi Posyandu, Balita, Lansia
2.    Pemberian makanan tambahan
3.    Pelatihan peningkatan pelayanan mutu Kader Posyandu
4.    Pendataan jamban, MCK dan penggunaan air bersih
5.    Penyuluhan perilaku dan pola hidup sehat
6.    Pendataan PUS + KB
7.    Pengiriman akseptor KB
b. Kelestarian Lingkungan Hidup
1.    Penyuluhan budaya membuang sampah pada tempatnya
2.    Penyuluhan pengolahan sampah rumah tangga
3.    Penyuluhan kebersihan lingkungan dari diri individu

Peningkatan partisipasi perempuan dalam proses pembangunan dan dalam pembuatan keputusan/ kebijakan kelurahan bersama unsur kelembagaan masyarakat lainnya, menjadi sebagian bukti dari keberhasilan pemberdayaan perempuan melalui berbagai kegiatan  TP PKK Kelurahan Blabak.

Secara nyata dengan jumlah kegiatan seperti di atas, Pengurus Pokja PKK dan Anggota Dasa Wisma terbukti telah mampu mewarnai kehidupan masyarakat ke arah yang lebih positif dan memadai, dan tahun ke tahun terus ada peningkatan, baik kuantitas dan durasi waktu kegiatan.

Leave a comment